Senin, 18 Maret 2013


Membangun Rumah Syari’ah sebagai Surga Dunia

nasehatislam3Perkembangan ekonomi berbasis syariah, khususnya di Indonesia, dewasa ini cukup menggembirakan. Banyak bank syariah, asuransi syariah, investasi syariah bahkan hotel syariah lahir dan tumbuh dengan kinerja yang tidak kalah dibandingkan konvensional. Ini menunjukkan bahwa ekonomi syariah dapat diterima masyarakat Indonesia, tidak hanya umat islam namun juga non-Islam. Bahkan, komunitas masyarakat Eropa, Amerika dan Jepang pun, berlomba-lomba ikut dalam pencaturan ekonomi syariah. Fenomena ini tentu sangat menggembirakan, dan bisa menjadi bahan acuan (benchmarking) bagaimana mensosialisasikan nilai-nilai islam (syariah) lainnya hingga bisa diterima masyarakat luas.
Adalah kewajiban bagi individu muslim, untuk menjalankan nilai islam secara totalitas (kaffah).  Tidak hanya aspek ekonomi, namun juga politik, hukum, sosial, budaya dan pendidikan. Salah satu aspek yang paling dekat dengan individu muslim adalah bagaimana membangun rumah tempat tinggal menjadi Rumah Syariah.
Menjadikan rumah tinggal sebagai Rumah Syariah haruslah menjadi perhatian setiap muslim, karena ia akan menjadi kunci dan memiliki dampak yang signifikan. Rumah Syariah akan menyokong terbentuknya RT Syariah. RT Syariah akan menyokong terbentuknya RW syariah, dan seterusnya akan saling menyokong hingga terbentuk negara syariah. Jadi tidak mungkin mencita-citakan negara syariah, jika individu muslim lupa menata Rumah Syariah.
Apa itu Rumah Syariah?
Untuk memahami Rumah Syariah, ada baiknya kita memahami do’a yang selalu kita panjatkan yaitu, “Robbana atinaa fiddunya hasanah, Wafil akhiroti hasanah, waqinaa ‘adaabannar”. Artinya “Ya Tuhanku, berikanlah kami hasanah di dunia danhasanah di akhirat, serta jauhkan kami dari siksa kubur”
Berdasarkan penafsiran para ulama, yang dimaksud dengan hasanah akhirat dalam do’a ini adalah Surga. Dan karena kita memohon hasanah tidak hanya akhirat namun juga dunia, maka kita pun bisa ‘memaksakan’ pengertian Surga akhirat ini dengan Surga dunia. Muncul pertanyaan; adakah SURGA DUNIA ini? Kalaupun ada, bagaimana kita bisa menggapainya?
Untuk menjawab adakah Surga Dunia, mari kita pahami salah satu hadits nabi yang berbunyi :
“Rumahku Surgaku”
“Yang terletak di antara kamarku dan mimbarku adalah sekeping TAMAN SURGA”.
Berdasarkan hadits ini, kita bisa mengartikan bahwasanya ternyata ada yang namanya Surga Dunia, dan yang dituju tiada lain adalah Rumah. Artinya, rumah yang kita diami ternyata bisa menjadi surga dunia, jika dikelola sesuai aturan untuk menjadikannya surga (Rumah Syariah)
Bagaimana menjadikan Rumah Syariah sebagai Surga Dunia?
Al-Quran menggambarkan bahwasanya surga akhirat adalah tempat yang penuh kenikmatan. Surga akhirat semuanya kenikmatan dan semua yang ada di surga akhirat tidak ada yang haram. Berdasarkan karakteristik ini, maka kita bisa menafsirkan bahwasanya surga dunia (Rumah Syariah) adalah sebagai tempat yang penuh kenikmatan yang di dalamnya tidak terdapat sesuatu yang haram, baik bangunan, penghuninya maupun kegiatannya. Rumah yang seperti inilah yang bisa kita namakan sebagai rumah syariah.
Penjelasan detail mengenai karakteristik Rumah Syariah sebagai surga dunia adalah sebagai berikut:
  • Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun adalah dari barang yang halal. Bagitu pula, uang yang digunakan untuk membangun adalah uang yang halalan thoyyiban mubarokan (HTM).
  • Rancang bangun, ornamen, serta hiasan rumah haruslah syar’i (islami). Misalnya, closet letaknya tidak menghadap kiblat, kamar mandi terpisah dengan closet, ruang tamu dan pintu terpisah untuk perempuan dan laki-laki, dan lain sebagainya.
  • Tidak ada patung di dalam rumah. Karena  malaikat rahmat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat patung.
  • Tidak ada barang haram dan musyrik di dalam rumah, misalnya gambar / video porno, jimat, keris, pisau tua, patung budha, patung yesus dan lain sebagainya. Menyimpan barang ini, sama artinya dengan menyimpan barang haram lain misalnya minuman keras dan babi.
  • Tidak ada kegiatan haram di dalam rumah, misalnya  judi, pesta miras, zina, pacaran, pornografi, pesta sabu dan lain sebagainya. Sebaliknya, mengisi kegiatan rumah dengan hal syar’i.
  • Letak rumah sebaiknya di tengah komunitas muslim. Karena tetangga / lingkungan yang baik akan memperngaruhi penghuni rumah. Manusia terbentuk dari lingkungan.
  • Lebih utama dekat dengan mesjid. Sebagaimana rumah nabi nempel dengan mesjid.
  • Seluruh penghuni rumah, termasuk pembantu, sopir, dan lain sebagainya adalah orang-orang yang shalehmuttaqien (bertaqwa), shiddiqiin (orang yang benar menurut quran sunnah), robbaniyyun (orang yang selalu dekat dengan Alloh), dan muqorrobiin (berusaha dekat dengan Alloh).
  • Tidak menjadikan rumah sepi seperti kuburan, sebaliknya menyinari  rumah dengan bacaan al-Quran dari penghuninya (bukan kaset atau CD), pengajian, taklim, dan lain sebagainya.
  • Rumah islam memiliki kesan terbuka dan memudahkan orang bertamu. Karena tamu akan membawa rahmat. Bukan sebaliknya digembok malah dikasih tulisan ‘awas anjing galak’.
Demikian penjelasan singkat bagaimana membangun Rumah Syariah sebagai Surga Dunia.
<Sumber>
Pengajian Ahad Shubuh dengan penyesuaian gaya bahasa oleh penulis, tgl 28 November 2010, Mesjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Narasumber: KH. Kholil Ridwan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar