Senin, 18 Maret 2013


:: Hakekat Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu ::

REP | 15 October 2012 | 08:07Dibaca: 279   Komentar: 0   Nihil



Ibu menurut wikipedia adalah seorang wanita yang telah mempunyai anak baik secara biologis ataupun karena sebab lain. Sebab lain itu misal ibu angkat, ibu tiri. Ibu juga merupakan panggilan kepada orang “asing” yang lebih tua usianya atau sebuah sapaan hormat kepada seseorang yang dihormati.
Ibu, wanita adalah sumber inspirasi. Oleh karena itu banyak iklan di televisi entah itu masakan, minuman, obat, susu, urusan cuci mencuci, baju yang semuanya menggunakan tokoh protagonis yang bernama ibu.

Yaa…ibu adalah tokoh yang selalu dirindukan, saat jauh saat dekat. Begitulah kira-kira hal yang lazim. Kalaupun hal yang gak lazim terjadi…pasti ada history dibalik itu. Ada sejarahnya. Hukum causalitas berlaku.
Rasanya nyaman dipeluk ibu. Sakit dipeluk ibu, saat senang juga dipeluk ibu, wisuda dipeluk ibu, nikah nangis deeh dilutut ibu, nglairin baby juga katanya lebih nyaman ya kalo ditungguin ibu, hahaha….sampe anak sakit ibunya si ibu (si nenek.red) datangujan-ujan bawa obat batuk.
Ibu adalah seorang tokoh protagonis sukses yang (seharusnya) selalu membuat nyaman. Itu mungkin karena memang sudah menjadi fitrah seorang ibu.



Seorang bayi yang menangis biasanya akan segera terdiam, tidur, tenang jika di pelukan ibunya. Pelukan ibu adalah ketenangan bayi si bayi. Seseorang yang bisa memberikan ketenangan adalah sesorang yang batinnya pun sudah tenang. Ketenangan ini hanya bisa diperoleh karena kedekatan dengan Tuhannya. Ibu memiliki fungsi sebagai tempat berlindung, sebagai tempat berlindung/pengayom 

Saat anak mulai bisa berbicara tak hanya menangis anak pun mulai aktif bertanya.  Tentang ini, tentang itu dan tentang segala hal baru yang ia temui. Kadang kala, ibu-nya bahkan tak tahu harus memberi jawaban apa atas pertanyaan-pertanyaan itu. Oleh karena itu mau tidak mau seorang wanita, seorang ibu harus terus belajar dan belajar supaya bisa terus menjawab pertanyaan-pertanyaan si anak dan memberikan pengertian tentang dunia yang harus si anak hadapi.
Terus belajar adalah sebuah jiwa yang harus dimiliki seorang entrepeneur. Ibu harus senang membaca dan terus belajar supaya sehingga bisa terus menjawab pertanyaan anak yang akan terus bertambah dan beragam seiring berjalannya waktu. Ini adalah fungsi ibu sebagai tempat bertanya

Saat anak mulai sekolah akan bertemu dengan “masalah” baru. Berada di lingkungan baru, bertemu teman-teman baru akan membuat anak harus beradaptasi dengan lingkungan dan teman barunya. Beradaptasi, berkomunikasi, berinteraksi dengan hal-hal baru tentu saja akan menyuarakan hal-hal baru ataupun masalah baru. Hal-hal baru atau masalah baru yang biasanya diadukan kepada ibunya. Proses pengaduan ini bisa juga berwujud cerita, ekspresi wajah, tawa. Ibu dibutuhkan sebagai tempat untuk mengadu. Anak hanya perlu didengarkan dengan serius. Tatap matanya.  Ia butuh didengarkan dengan penuh seksama oleh ibunya. Ini adalah fungsi ibu sebagai tempat mengadu


Untuk menjadi seorang ibu tentu saja harus menikah terlebih dahulu (ibu biologis).  Tujuan menikah selain mengikuti sunah rasul dan menjaga kehormatan diri adalah supaya menghasilkan anak-anak sholeh dan sholehah.  Mengapa? karena hanya anak sholeh dan sholehah yang doanya tembuuus sampe liang kubur bapak ibunya. Ibu memiliki tugas untuk mengasuh anak, mendidik serta mengurus rumah tangga. Ibu  memastikan semuanya berjalan lancar di dalam rumah tangga. Sang suami hanya bertugas untuk membuat keluarga yang dipimpinnya sejahtera dan bahagia dunia akhirat.
Jadi, suami memiliki job desk sendiri, istri memiliki job desk sendiri. Keduanya berkolaborasi untuk menciptakan suatu harmoni kehidupan. Sebagai istri, wanita adalah partner suaminya. Ia adalah tempat berlabuh bagi suaminya, menjaga diri (termasuk menjaga kecantikan dan kerapian), melayani secara total dan juga dituntut untuk selalu ramah, ceria, siap membantu.

Wanita bertugas sebagai manager di dalam rumah tangga. General Manager mungkin ya namanya. Ia harus jadi wanita cerdas yang tak hanya tahu kasur, dapur dan sumur saja.
Setidaknya wanita harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan uang (kemampuan menjual.red). Bekerja tak selalu berada di luar rumah. Bekerja juga bisa dikerjakan dari dalam rumah sembari mengerjakan aktivitas yang lain. Tak harus selalu menjadimompreneur. Bekerja sebagai pendidik, profesional (tenaga medis) dan beberapa aktivitas luar rumah lainnya pun boleh dilakukan. Namun, denga catatan tanpa mengabaikan tugas dan perannya sebagai ibu.
Banyak sekali figur wanita yang sukses.  Mereka bekerja diluar. Namun sukses dalam urusan karier dan keluarganya.  Keluarganya bahagia dan anak-anak dia siapkan supaya bahagia dunia dan akhirat. Ada pengorbanan disana, ada letih, ada putus asa, ada gagal, ada kalah. Itu semua adalah sahabat sebuah kemenangan. Hal ini hanya bisa dilakukan oleh wanita yang memang sudah mempersiapkan dirinya sejak jauh hari. Dia mempersiapkan dirinya jauh-jauh hari supaya ia bisa menjadi ibu dan istri yang baik.
Ibu adalah wanita cerdas yang (selayaknya) paham ilmu agama dan tahu tentang ekonomi, politik, sosial dan budaya . Wanita cerdas ini yang siapakan anak-anaknya supaya bahagia dunia dan akhirat. Ia persiapkan anak-anaknya menjadi orang yang terus memberi manfaat bagi agama, bangsa dan negara serta banyak orang. Sesuai dengan takdir si anak. Entah menjadi ulama, cendekiawan, para profesional, pebisnis, peneliti, pemimpin negara yang adil ataupun menjadi karyawan yang baik. Tugas yang dikerjakan tidak bisa dalam waktu semalam!!
Karena itulah hakikat SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar